Masalah Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama di Indonesia - Beberapa Masalah Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama di Indonesia
Terdapat empat masalah tentang kerukunan hidup umat beragama yang berkaitan dengan integrasi nasional, yaitu :
1. Masalah mempersatukan aneka warna suku bangsa.
2. Masalah kerukunan antar umat beragama.
3. Masalah hubungan minoritas dan mayoritas
4. Masalah integrasi kebudayaan-kebudayaan di Irian Jaya dan Timor Timur dengan kebudayaan Indonesia. Adapun fokus dari kajian ini adalah berkaitan dengan masalah kerukunan, sehingga dapat dilepaskan dari masalah ketidakrukunan atau konflik. Konsep kerukunan hidup umat beragama mengacu pada kerukunan yang terwujud diantara umat beragama, dan bukan kerukunan agama.
Kajian mengenai kerukunan umat beragama terwujud dalam interaksi antar umat beragama. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai identitas. Jika dalam interaksi yang terwujud antar umat beragama yang berlainan saling menonjolkan identitas agama masing-masing, maka yang terjadi adalah ketidakrukunan. Dan sebaliknya jika dalam interaksi antar umat beragama tersebut masing-masing pihak tidak mengaktifkan atau menyimpan identitasnya, maka terjadilah kerukunan antar umat beragama.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah kerukunan antara lain:
1. Sikap prasangka stereotipe etnik dan dijiwai oleh suasana persaingan yang tajam.
2. Penyiaran agama yang ditujukan kepada kelompok yang sudah menganut agama.
3. Pendirian rumah ibadah. Pendirian rumah ibadah kelompok minoritas di tengah kelompok mayoritas juga dapat mengganggu hubungan antar umat beragama. Keyakinan yang bersifat mutlak ini menimbulkan penolakan yang bersifat mutlak pula terhadap �kebenaran agama lain� yang diyakini oleh pemiliknya sebagai kebenaran mutlak. (Retno)
Sumber : (Nuhrison M. Nuh, Drs. H, 1996, 0 halaman)
Terdapat empat masalah tentang kerukunan hidup umat beragama yang berkaitan dengan integrasi nasional, yaitu :
1. Masalah mempersatukan aneka warna suku bangsa.
2. Masalah kerukunan antar umat beragama.
3. Masalah hubungan minoritas dan mayoritas
4. Masalah integrasi kebudayaan-kebudayaan di Irian Jaya dan Timor Timur dengan kebudayaan Indonesia. Adapun fokus dari kajian ini adalah berkaitan dengan masalah kerukunan, sehingga dapat dilepaskan dari masalah ketidakrukunan atau konflik. Konsep kerukunan hidup umat beragama mengacu pada kerukunan yang terwujud diantara umat beragama, dan bukan kerukunan agama.
Kajian mengenai kerukunan umat beragama terwujud dalam interaksi antar umat beragama. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai identitas. Jika dalam interaksi yang terwujud antar umat beragama yang berlainan saling menonjolkan identitas agama masing-masing, maka yang terjadi adalah ketidakrukunan. Dan sebaliknya jika dalam interaksi antar umat beragama tersebut masing-masing pihak tidak mengaktifkan atau menyimpan identitasnya, maka terjadilah kerukunan antar umat beragama.
Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah kerukunan antara lain:
1. Sikap prasangka stereotipe etnik dan dijiwai oleh suasana persaingan yang tajam.
2. Penyiaran agama yang ditujukan kepada kelompok yang sudah menganut agama.
3. Pendirian rumah ibadah. Pendirian rumah ibadah kelompok minoritas di tengah kelompok mayoritas juga dapat mengganggu hubungan antar umat beragama. Keyakinan yang bersifat mutlak ini menimbulkan penolakan yang bersifat mutlak pula terhadap �kebenaran agama lain� yang diyakini oleh pemiliknya sebagai kebenaran mutlak. (Retno)
Sumber : (Nuhrison M. Nuh, Drs. H, 1996, 0 halaman)
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Sosial
dengan judul Masalah Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama di Indonesia. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://tercerdas.blogspot.com/2012/12/masalah-kerukunan-hidup-antar-umat.html. Terima kasih!